Kreativitas merupakan
potensi yang dimiliki sejak lahir dan akan berkembang menjadi kemampuan
kreativitas sesuai dengan pengalaman hidupnya. Pengembangan potensi ini
memerlukan strategi. Pengembangan strategi yang dilakukan Munandar (2004)
dikenal dengan empat P yaitu; pribadi, pendorong, proses, dan produk. Strategi
person terutama untuk peserta didik, menjadi penting, karena sekolah merupakan
tempat paling cocok dalam pengembangan kreativitas ini.
Pembelajaran
seyogyanya mengembangkan potensi peserta didik dalam meningkatkan kualitas
kreativitasnya. Pengembangan strategi empat P khususnya strategi pribadi
(person), diamati berdasarkan sifat-sifat kepribadiannya. Strategi proses
dikembangkan dalam hal aktivitas brekreasi peserta didik. Strategi produk diamati
dari berdasarkan hasil yang dilakukan peserta didik. Strategi pendorong
merupakan pengamatan terhadap dorongan lingkungan baik sekolah, keluarga, dll.
Penilaian kreativitas
peserta didik dalam pembelajaran yang sering diamati adalah dari dimensi pribadi (person). Penilaian kreativitas ini
dilakukan dengan melihat produk yang dihasilkan oleh individu dari beberapa
bentuk yaitu (1) figural, (2) visual, (3) simbolik, (4) semantik. Bentuk
figural mengevaluasi informasi mengenai bentuk gambar yang terdiri dari
auditori (pendengaran) dan visual (penglihatan). Bentuk simbolik didasarkan
informasi yang dianggap simbol atau tanda-tanda yang memiliki makna sendiri.
Bentuk semantik penilaian kreativitas yang didasarkan informasi yang dirasakan
dalam kata-kata atau kalimat, baik lisan, tertulis, atau diam-diam dalam
pikiran (Guilford, 1968).
Kreativitas peserta
didik dapat dimulai dari sesuatu yang sudah ada. Kemampuan pikiran untuk
menciptakan ide yang orsinal akan terlihat jika berbeda dari pemikiran peserta
didik lain. Alam memberikan saran saran untuk memecahkan masalah. Peserta didik
yang kreatif akan menciptakan model atau analogi dari alam, kemudian
menggabungkan beberapa koneksi yang tidak terlihat oleh orang lain
Pembelajaran juga
akan memunculkan kreativitas peserta didik jika guru menantang dengan suatu
permasalahan. Peserta didik kreatif akan menggunakan logika untuk berpikir
Fungsi-fungsi dasar
kehidupan peserta didik, seperti berpikir rasional, emosional dan kesadaran
diri, bakat dan kemampuan fisik maupun mental, akan membentuk kreativitas
(Clark, 2008). Hal ini sejalan dengan Wallas (2006) yang menyatakan bahwa
proses kreativitas melalui empat tahap yaitu :
1.
Tahap persiapan (Preparation), yaitu pikiran individu mengeksplorasi permasalahan,
2.
Tahap Inkubasi (Incubation), yaitu mulai terinternalisasinya permasalahan ke alam
bawah sadar,
3.
Tahap Penerangan (illumination or insighti) yaitu saat ide kreatif keluar dari alam bawah sadar menjadi sadar,
4.
Tahap verifikasi (verification) yaitu saat gagasan secara sadar diverifikasi,
dielaborasi, dan diterapkan.
Tes kreativitas menurut Willian (1980) mengembangkan
paket tes kreativitas ( the creativity
assessment packet) yang terdiri dari rasa ingin tahu (curiosity, imagination, complexity dan risk taking. Berdasarkan indikator tersebut penelitian ini
mengambil indikator kreativitas sebagai berikut :
1.
Menggali berbagai sumber informasi baik dari
teman sekelompok, antar kelompok, guru, buku sumber, model dari alam, dll.
2.
Menangkap arahan guru kemudian mewujudkannya
dalam desain baru namun sejalan dengan tujuan pembelajaran.
3.
Mampu mengambil sebuah koneksi baru dari
sesuatu yang sudah ada, namun sejalan dengan tujuan pembelajaran. (semakin jauh
koneksi tersebut dari koneksi ide kelompok lain maka semakin kreatif)
4.
Mampu membuat dugaan sementara (hipotesis),
semakin mendekati hipotesis yang dibuat dengan data dan fakta maka semakin luas
pengalaman dan kreativitas peserta didik dalam konsep tersebut.
5.
Mampu mengembangkan ide gagasan yang orsinal
dalam kerja kelompok, namun sejalan dengan tujuan pembelajaran.
6.
Memberikan banyak alternatif solusi namun
sejalan dengan tujuan pembelajaran.
7.
Memberikan gagasan yang baik dengan
memperhatikan etika dan norma dalam masyarakat.
8.
Mempertahankan pendapat kelompok dengan
meyakini keunggulan desainnya serta memiliki dasar pemikiran yang benar dan
utuh.
9.
Mampu memberikan kritik dan saran perbaikan
untuk ide gagasan kelompok lain. Sebaliknya berbesar hati menerima kritik saran
untuk perbaikan desain orsinal sebelumnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar