Rejeki di Balik Keanehan Saat PPDB
Di sebuah sekolah yang sudah berdiri sejak zaman nenek moyang, suasananya sedang ramai karena penerimaan peserta didik baru tahun 2024. Namun, keunikan dari empat anak yang mendaftar tahun ini, Kasim, Ijan, Nono, dan Adun, menambahkan bumbu lucu pada cerita penerimaan kali ini.
Kasim, seorang pemuda sombong dengan kepercayaan diri yang melampaui batas, melangkah masuk ke ruang penerimaan sambil memamerkan sertifikat-sertifikat prestisiusnya.
Sementara itu, Ijan, yang lebih memilih untuk diam dan menunjukkan kemampuannya daripada bicara panjang lebar, masuk dengan tenang, membawa portofolio karyanya yang mengesankan.
Nono, pemuda sopan yang selalu mengutamakan etika, memberikan salam pada petugas penerimaan dengan ramah sebelum menyerahkan dokumen pendaftaran.
Terakhir, Adun, otak cerdas di antara mereka, masuk dengan membawa buku tebal di bawah lengannya, siap untuk menghadapi apapun yang akan datang.
Ketika wawancara dimulai, petugas penerimaan memberikan tes tertulis kepada mereka. Kasim, dengan angkuhnya, langsung memulai tes tanpa membaca petunjuk dengan baik. Ijan, dengan kehati-hatian, membaca petunjuk dan mulai menjawab dengan tenang. Nono, dengan kesopanannya, bertanya pada petugas jika ada hal yang perlu diperhatikan sebelum memulai tes. Sedangkan Adun, dengan cerdasnya, menganalisis setiap pertanyaan dengan seksama sebelum menjawabnya.
Waktu berlalu, dan hasil tes pun keluar. Ternyata, Kasim yang sombong itu mendapat nilai yang kurang memuaskan karena terlalu tergesa-gesa dalam menjawab tanpa membaca petunjuk dengan baik. Ijan, dengan kehati-hatian dan ketenangannya, berhasil mendapatkan nilai yang cukup baik. Nono, yang selalu sopan, juga mendapat nilai yang bagus karena kesabarannya dalam memahami instruksi. Namun, yang paling mengejutkan adalah Adun, yang dengan kecerdasannya, berhasil mendapat nilai tertinggi di antara semua peserta.
Kasim terdiam, Ijan tersenyum puas, Nono bersyukur, dan Adun merasa bangga pada dirinya sendiri. Mereka semua belajar bahwa sifat sombong, pendiam, sopan, atau cerdas bukanlah segalanya. Yang terpenting adalah bagaimana kita menggunakan kelebihan dan keunikan kita untuk meraih kesuksesan.
Dengan demikian, cerita tentang Kasim yang sombong, Ijan yang pendiam, Nono yang sopan, dan Adun yang cerdas, menjadi cerita lucu yang mengajarkan nilai-nilai tentang penerimaan diri dan keberagaman.